Minggu, 15 Mei 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYAN KEBIDANAN KOMUNITAS NASIONAL DAN INTERNASIONAL

1. INDONESIA

Dulu peran tidak digambarkan seperti di atas. Sebab sejarah pelayanan kebidanan komunitas di Indonesia diawali dari masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1849 seiring dengan dibukanya pendidikan dokter jawa di Batavia (di rumah sakit militer Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto), pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter belanda (dr. W. Rosch). Fokus peran bidan hanya sebatas pelayanan di rumah sakit (bersifat klinis).
Pada tahun 1952, sekolah bidan 4 tahun menitikberatkan pendidikan formal masih pada kualitas pertolongan persalinan di rumah sakit. Selain itu bidan bertugas secara mandiri di biro konsultasi (CB) yang saat ini menjadi poliklinik antenatal rumah sakit. Dalam peran tersebut, bidan sudah memasukkan konsep pelayanan kebidanan komunitas.
Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan (KTB), yang berfokus pada kesehatan masyarakat. Dengan demikian pemerintah mengakui bahwa peran bidan tidak hanya terbatas pada pelayanan masyarakat, yang berbasis di balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang lingkup pelayanan BKIA meliputi : pelayanan antenatal, (pemberian pendidikan kesehatan, nasihat perkawinan, perencanaan keluarga , dll); intranatal; postnatal (kunjungan runah, termasuk pemeriksaan dan imunisasi bayi, balita, dan remaja); penyuluhan gizi; pemberdayaan masyarakat; serta pemberian makanan tambahan. Pengakuan ini secara formal dalam bentuk adanya bidan coordinator yang secara struktural tercatat di jenjang inspektorat kesehatan, mulai daerah tingkat I (Propinsi ) sampai dengan II (Kabupaten)
Ketika konsep puskesmas dilaksanakan pada tahun 1967, pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan Puskesmas. Secara tidak langsung, hal ini menyebabkan penyusutan peran bidan di masyarakat. Bidan di puskesmas tetap memberikan pelayanan KIA dan KB di luar gedung maupun didalam gedung, namun hanya sebagai staf pelaksana pelayanan KIA, KB, Posyandu, UKS dan bukan sebagai perencana dan pengambil keputusan pelayanan di masyarakat. Tanpa disadari, bidan kehilangan keterampilan menggerakan masyarakat, karena hanya sebagai pelaksana.
Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di desa dilaksanakan untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu. Pemerintah (BKKBN) menjalankan program pendidikan bidan secara missal (SPK + 1 tahun) (SPK : Sekolah Perawat Kesehatan, lulusan SMP + 3 tahun). Bidan di desa (BDD) merupakan staf Polindes. Ruang lingkup tugas BDD mencakup peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki wilayah kerja dan narasumber berbagai hal. Sayangnya materi dan masa pendidikan BDD tidak memberikan bekal yang cukup untuk bisa berperan maksimal.
Gerakan Sayang Ibu (GSI) saat Departemen Kesehatan menerapkan inisiatif safe motherhood malah diprakarsai oleh Kantor Menteri Pemberdayaan Perempuan tahun 1996 dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI. Pada tahun yang sama (1996), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada pemerintah yang melahirkan program pendidikan Diploma III Kebidanan (setingkat akademi). Program baru ini memasukkan lebih banyak mateeri yang dapat membekalli bidan untuk bisa menjadi agen pembaharu di masyarakat, tidak hanya di fasilitas klinis.

2. SELANDIA BARU

Selandia Baru telah mempunyai peraturan tentang cara kerja kebidanan sejak tahun 1904, tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah berubah secara berarti sebagai hasil dari meningkatnya siste
m perumahsakitan dan pengobatan atau pertolongan dalam kelahiran. Karena danya otonomi bagi pekerja yang bergerak dalam porakteknya dengan lingkup praktek yang penuh di awal tahun 1900, secara perlahan bidan menjadi ‘asisten’ dokter.
Bidan bekerja di masyarakat di mulai dengan bekerja di rumah sakit dalam area tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas, kehamilan dan persalinan menjadi terpisah menjadi khusus dan tersendiri secara keseluruhan. Dalam proses ini, bidan kehilangan pandangan bahwa persalinan adalah suatu peristiwa yang normal dan dengan peran mereka sendiripun sebagai pendamping pada peristiwa normal tersebut. Di samping itu bidan menjadi berpengalaman memberikan intervensi dan asuhan maternitas yang penuh dengan pengaruh medis, dimana seharusnya para dokter dan rumah sakit secara langsung yang lebih tepat untuk memberikannya.
Model di atas ditujukan untuk memberikan pelayanan pada maternal dan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan janin hal ini berlangsung pada tahun 1920 sampai dengan tahun 1980 dimana yang memberlakukan model tersebut adalah negara-negara barat seperti Selandia Baru, Australia, Inggris dan Amerika. Tetapi strategi seperti itu tidak mencapai kesuksesan.
Di Selandia Baru, para wanitalah yang melawan model asuh persalinan tersebut dan menginginkan kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang yang berpengalaman dari mulainya kehamilan sampai dengan enam minggu setelah persalinan. Mereka menginginkan bidan yang berkerja dipercaya kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi dan memberikan dukungan bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal .
Wanita-wanita Selandia Baru menginginkan untuk mengambil alih kembali kontrol dalam persalinan mereka dan menempatkan diri emreka di tempat yang tepat sebagai pusat kontrol di dalam memilih apa yang berkenaan dengan diri mereka.
Pada era 80-an, bidan bekerjasama dengan para wanita untuk menegaskan kembali otonomi bidan dan bersama-sama sebagai partner mereka telah membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan legalisasi tentang prfoesionalisme praktek bidan.
Sebagian besar bidan di Selandia Baru mulai memilih untuk bekerja secara mandiri dengan tanggungjawab penuh kepada klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu, pelayanan mmaternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini, 86% wanita mendapatkan pelayanan dari bidan selama kehamilan sampai nifas, dan asuhan berkelanjutan pada persalinan dapat dilakukan di rumah ibu. Sekarang, di samping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai satu-satunya perawat maternitas, dalam hal ini terus meningkat.
Ada suatu keinginan dari para wanita agar dirinya menjadi pusat pelayanan maternitas. Di rumah sakit pun memberikan pelayanan bagi yang menginginkan tenaga kesehatan profesional yaitu pusat pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia Baru adalah partnership antara bidan dan wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya, dan wanita dengan pengetahuan tentang kebutuhan diri dan keluarganya, serta harapan-harapan terhadap kehamilan dan persalinan. Pada awal kehamilan, anatara bidan dan wanita harus saling mengenal dan menumbuhkan rasa saling percaya di antara keduanya. Dasar dari model partnership adalah komunikasi dan negosiasi.
Di Selandia Baru, bidan harus dapat membangun hubungan partnership dengan wanita yang menjadi kliennya, disamping bidan harus mempunyai kemampuan yang profesional.




3. BELANDA

A. Perkembangan Kebidanan di Belanda.
Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan kematian, pemerintah mengambil tindakan terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih apakah ia mau melahirkan di rumah atau di Rumah Sakit, hidup atau mati. Belanda memiliki angka kelahiran yang sangat tinggi sedangkan kematian prenatal relatif rendah. Satu dari tiga persalinan lahir di rumah dan ditolong oleh bidan dan perawat sedang yang lain di rumah sakit, tetapi juga ditolong oleh bidan. Dalam kenyataannya ketiga kelahiran tersebut.
Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto tahun 1984 menyatakan bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus selalu di pantau dan mereka bebas memilih untuk tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana bidan yang sama akan memantau kehamilannya. Yang utama dan penting, kebidanan di Belanda melihat suatu perbedaan yang nyata antara kebidanan keperawatan. Astrid Limburg mengatakan : Seorang perawat yang baik tidak akan menjadi seorang bidan yang baik karena perawat dididik untuk merawat orang yang sakit, sedangkan bidan untuk kesehatan wanita. Tidak berbeda dengan ucapan Maria De Broer yang mengatakan bahwa kbiedanan tidak memiliki hubungan dengan keperawatan, kebidanan adalah profesi yang mandiri.
Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi dan sedatif pada pasien begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan memberi dorongan pada ibu saat persalinan. Jadi padaprakteknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri.
Pada kasus resiko rendah dokter tidak ikut menangani, mulai dari prenatal, natal, dan post natal, pada resiko menengah mereka selalu memberi job tersebut pada bidan dan pada kasus resiko tinggi dokter dan bidan saling bekerjasama.
Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah profesi yang mandiri dan aktif. Sehubungan dengan hal tersebut bidan harus menjadi role model di masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah sesuatu yang normal sehingga apabila seorang wanita merasa dirinya hamil dia dapat langsung memeriksakan diri ke bidan atau dianjurkan oleh keluarga atau teman atau siapa saja.


B. Pendidikan Kebidanan di Belanda
Pendidikan kebidanan di Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi anastesi dan sedatif pada pasien begitulah kita harus mengadakan pendekatan dan memberi dorongan pada ibu saat persalinan. Jadi padaprakteknya bidan harus memandang ibu secara keseluruhan dan mendorong ibu untuk menolong dirinya sendiri.
Pada kasus resiko rendah dokter tidak ikut menangani, mulai dari prenatal, natal, dan post natal, pada resiko menengah mereka selalu memberi job tersebut pada bidan dan pada kasus resiko tinggi dokter dan bidan saling bekerjasama. Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktek di kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan. Persalinan, walaupun di rumah sakit, seperti di rumah, tidak ada dokter yang siap menolong dan tidak terdapat Cardiograph. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah terpelajari. Bila ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan seperti di rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercanbtum nilai ujian
Pelayanan Antenatal Bidan menurut peraturan Belanda lebih berhak praktek mandiri daripada perawat. Bidan mempunyai ijin resmi untuk praktek dan menyediakan layanan kepada wanita dengan resiko rendah, meliputi antenatal, intrapartum dan postnatal tanpa Ahli Kandungan yang menyertai mereka bekerja di bawah Lembaga Audit Kesehatan. Bidan harus merujuk wanita denganresiko tinggi atau kasus patologi ke Ahli Kebidanan untuk di rawat dengan baik.
Untuk memperbaiki pelayanan kebidanan dan ahli kebidanan dan untuk meningkatakan kerjasama antar bidan dan ahli kebidanan dibentuklah dafatar indikasi oleh kelompok kecil yang berhubungan dengan pelayanan maternal di Belanda. Daftar itu berisi riwayat sebelum dan sesudah pengobatan, riwayat kebidanan yang akan berguna dalam pelayanan kebidanan. Penelitian Woremever menghasilkan data tentang mortalitas dan morbilitas yang menjamin kesimpulan :dengan suystem pelayanan kebidanan yang diterapkan di Belanda memungkinkan mendapatkan hasil yang memuaskan melalui seleksi wanita. Suksesnya penggunaan daftar indikasi merupakan dasar yang penting mengapa persalinan di rumah disediakandan menjadi alternatif karena wanita dengan resiko tinggi dapat diidentifikasi dan kemudaian di rujuk ke ahli Kebidanan.
Selama kehamilan bidan menjumpai wanita hamil 10-14 kali di Klinik bidan. Sasaran utama praktek bidan adalah pelayanan komunitas. Jika tidak ada masalah, wanita diberi pilihan untuk melahirkan dirumah atau di rumah sakit. Karena pelayanan antenatal yang hati8-hati sehingga kelahiran di rumah sama amannya dengan kelahiran di rumah sakit.
Tahun 1969 pemerintah pemerintah Belanda menetapkan bahwa melahirkan di rumah harus dipromosikan sebagai alternatif persalinan. Di Amsterdam 43% kelahiran (Catatan bidan dan Ahli Kebidanan) terjadi di rumah. Di Holland diakui bahwa rumah adlaah tempat yang aman untuk melahirkan selama semuanya normal.
Pelayanan Intrapartum
Pelayanan intrapartum dimulai dari waktu bidan dipanggil sampai satu jam setelah lahirnya plasenta dan membrannya. Bidan mempunyai kemampuan untuk melakukan episiotomi tapi tidak diijinkan menggunakan alat kedokteran. Biasanya bidan menjahit luka perineum atau episiotomi, untuk luka yang parah dirujuk ke Ahli Kebidanan. Syntometrin dan Ergometrin diberikan jika ada indikasi. Kebanyakan Kala III dibiarkan sesuai fisiologinya. Analgesik tidak digunakan dalam persalinan.

Pelayanan Postpartum
Di Kebidanan Belanda, pelayanan post natal dimulai setelah.
Pada tahun 1988, persalinan di negara Belanda 80% telah ditolong oleh bidan, hanya 20% persalinan di RS. Pelayanan kebidanan dilakukan pada community – normal, bidan sudah mempunyai indefendensi yuang jelas. Kondisi kesehatan ibu dan anak pun semakin baik, bidan mempunyai tanggung jawab yakni melindungi dan memfasilitasi proses alami, menyeleksi kapan wanitya perlu intervensi, yang menghindari teknologi dan pertolongan dokter yang tidak penting.
Pendidikan bidan digunakan sistem Direct Entry dengan lama pendidikan 3 tahun.

4. KANADA
Meskipun bidan telah mempraktikkan di Kanada sejak orang pertama tinggal di sini, dan kemudian bidan imigran membawa bersama mereka ke negara baru, hanya baru-baru ini bahwa legislasi kebidanan telah mulai diperkenalkan. Untuk waktu yang lama Kanada adalah salah satu dari sembilan negara yang tidak mengenali kebidanan, dan masih ada beberapa yurisdiksi di Kanada di mana bidan tidak diatur. Di Kanada, seperti di sebagian besar negara, istilah "bidan" digunakan tanpa awalan.. Hal ini sesuai dengan WHO / Figo / ICM International Definisi dari Bidan. (The USA menyimpang dan diawali kata-kata seperti "perawat").
Bidan Asosiasi
Ø 1987, Konfederasi Kanada Bidan (CCM) yang dibentuk untuk memfasilitasi komunikasi antara berbagai provinsi asosiasi bidan. Sebuah konfederasi dari asosiasi bidan, bukan individu.
Ø 1988, Saskatchewan Ikatan Bidan terbentuk. Asosiasi yang Saskatchewan Aman Alternatif dalam Melahirkan dibubarkan dan konsumen membentuk Friends of the Bidan kelompok.
Ø 1991,Maret - the CCM mengadopsi definisi MKI kebidanan, dan "perawat-bidan" tidak dapat diterima.
Ø 2001, The CCM menjadi Asosiasi Kanada Bidan (CAM). Kemajuan kebidanan perundang-undangan di negara ini mengakibatkan lebih banyak pekerjaan, dan kebutuhan untuk Asosiasi nasional.
Ø 2001, The Kebidanan Mutual Recognition Agreement di Mobilitas Buruh di Kanada yang sudah diisi ditandatangani dan diterima berdasarkan Perjanjian Perdagangan Internal.
Beberapa Old Kanada Sejarah
Ø 1691 --Pemerintah dalam apa yang sekarang quebec, didirikan tiga cabang otonom kedokteran: dokter, dokter bedah, bidan.
Ø 1755-- Pemerintah Inggris membayar upah bidan dari Inggris yang menetap di Nova Scotia.
Ø 1843--Bidan yang bekerja di Universitas Lying-in-Rumah Sakit di Montreal. Bidan yang diberikan izin oleh pemerintah daerah di Montreal, Quebec City, dan gereja-gereja lokal di daerah pedesaan.
Ø 1912 --Dewan Kedokteran Kanada terbentuk dan praktek kebidanan dihilangkan di sebagian besar lokasi.
Ø 1939--Selama tahun-tahun perang Perawat Kesehatan Masyarakat diberikan perawatan kebidanan di pedesaan Alberta di bawah undang-undang yang terkandung dalam Profesi Kedokteran Undang-Undang.
Ø 1944 --Kebidanan sertifikat dicabut di Quebec.
Ø 1946 --Canadian Nurses Association (CNA) yang disetujui praktek perawat terdaftar sebagai bidan di daerah-daerah terpencil di mana tidak ada dokter.
Terdaftar Asosiasi Perawat tentang Bidan
Juni 1974 - Kanada Komite Nasional Perawat-Bidan yang diorganisir di Canadian Nurses Association (CNA) konvensi di Winnipeg, tapi segera dibubarkan sebagai bidan yang terlibat dengan Asosiasi Bidan lain. The CNA mengeluarkan pernyataan pada perawat-bidan merekomendasikan pengakuan perawat-bidan.



Sabtu, 14 Mei 2011


TUGAS PELAYANAN KB



Oleh
kelompok 6



Tentang
METODE KONTRASEPSI SECARA KIMIAWI




Dina zanda kumala sari
Indah pernata sari
Helli zarmaini
Hernidawati
Elsa agusti mandasari
Nanda maria safitri yarfau
Yumci
Desi
Monica octalova















STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG SUMBAR
2010-2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunia-NYA,penulis dapat menyelesaikan makalah tentang”metode kontrasepsi secara kimiawi”.penulis telah sungguh-sungguh dalam menyelesaikan makalah ini,walaupun banyak menimbulkan kesulitan dan hambatan dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing sehingga penulis telah bias membuat atau menyusun makalah ini dan menambah pengetahuan penulis.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin tetapi masih banyak kekurangan baik dari segi isi dan bahasanya.untuk itu saran dan kritik pembaca sangat diharapkan sebagai masukan untuk penyusunan makalah yang akan dating.akhir kata penulis ucapkan terima kasih.



Padang,  29  maret 2010


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              -contoh dari kontrasepsi secara kimiawilatar belakang masalah
Metode kontrasepsi sangat beragam. Pada prinsipnya ada yang dilakukan secara alami, mekanik, dan kimiawi. Metode alami dilakukan dengan cara tidak melakukan hubungan pada masa subur sang istri. Cara alami lainnya adalah dengan pencabutan sebelum ejakulasi.

Secara mekanik pada prinsipnya adalah mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kondom, IUD, dan vasektomi.
Sedangkan secara kimiawi yaitu dengan cara mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan pil KB, suntik atau implan (susuk), atau preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina, krem, jel dan supositoria vagina.

1.2              Tujuan penulis
·         Untuk mengetahui apa metode kontrasepsi secara kimiawi
·         Untuk mengetahui contoh
·         Untuk mengetahui cara pemakaian,efek samping,dan cara menangani kontrasepsi secara kimiawi.









BAB II
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN METODE KONTRASEPSI SECARA KIMIAWI

Metode kontrasepsi secara kimiawi adalah: mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan pil KB, suntik atau implan (susuk), atau preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina, krem, jel dan supositoria vagina.
A.KB
Pengertian
Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari secara teratur. Pil KB kombinasi mengandung dua macam hormon yang sama dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen dan progestin.

Cara kerja

ü  meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung telur)
ü  mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim Pil KB tidak mengugurkan kehamilan yang telah terjadi.

keefektivitasannya
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1 kehamilan pada 100 wanita pemakai /tahun pertama pemakaian ( 1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan manusia (lupa), maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan / 100 wanita pemakai / tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru.

keuntungannya

ü  Sangat efektif bila dipakai dengan benar
ü  Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
ü  Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga mengurangi rasa nyeri haid.
ü   Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
ü   Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
ü  Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
ü  Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
ü   Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
ü   Dapat dipakai sebagai “kontrasepsi emergensi” setelah hubungan suami istri yang “tidak terlindung”
ü   Dapat mencegah anemi akibat kekurangan zat besi
ü   Membantu mencegah terjadinya :

kekurangan

ü  mual (terutama tiga bulan pertama)
ü  perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak) , terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil
ü   sakit kepala ringan
ü   nyeri payudara
ü   sedikit meningkatkan berat badan
ü   tidak ada haid
ü   sukar untuk “tidak lupa”

TUGAS PELAYANAN KB



Oleh
kelompok 6



Tentang
METODE KONTRASEPSI SECARA KIMIAWI




Dina zanda kumala sari
Indah pernata sari
Helli zarmaini
Hernidawati
Elsa agusti mandasari
Nanda maria safitri yarfau
Yumci
Desi
Monica octalova















STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG SUMBAR
2010-2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunia-NYA,penulis dapat menyelesaikan makalah tentang”metode kontrasepsi secara kimiawi”.penulis telah sungguh-sungguh dalam menyelesaikan makalah ini,walaupun banyak menimbulkan kesulitan dan hambatan dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing sehingga penulis telah bias membuat atau menyusun makalah ini dan menambah pengetahuan penulis.
Walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin tetapi masih banyak kekurangan baik dari segi isi dan bahasanya.untuk itu saran dan kritik pembaca sangat diharapkan sebagai masukan untuk penyusunan makalah yang akan dating.akhir kata penulis ucapkan terima kasih.



Padang,  29  maret 2010


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              -contoh dari kontrasepsi secara kimiawilatar belakang masalah
Metode kontrasepsi sangat beragam. Pada prinsipnya ada yang dilakukan secara alami, mekanik, dan kimiawi. Metode alami dilakukan dengan cara tidak melakukan hubungan pada masa subur sang istri. Cara alami lainnya adalah dengan pencabutan sebelum ejakulasi.

Secara mekanik pada prinsipnya adalah mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Hal ini dilakukan dengan menggunakan kondom, IUD, dan vasektomi.
Sedangkan secara kimiawi yaitu dengan cara mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan pil KB, suntik atau implan (susuk), atau preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina, krem, jel dan supositoria vagina.

1.2              Tujuan penulis
·         Untuk mengetahui apa metode kontrasepsi secara kimiawi
·         Untuk mengetahui contoh
·         Untuk mengetahui cara pemakaian,efek samping,dan cara menangani kontrasepsi secara kimiawi.









BAB II
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN METODE KONTRASEPSI SECARA KIMIAWI

Metode kontrasepsi secara kimiawi adalah: mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan pil KB, suntik atau implan (susuk), atau preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina, krem, jel dan supositoria vagina.
A.KB
Pengertian
Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari secara teratur. Pil KB kombinasi mengandung dua macam hormon yang sama dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen dan progestin.

Cara kerja

ü  meniadakan ovulasi (pengeluaran telur dari indung telur)
ü  mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit memasuki rahim Pil KB tidak mengugurkan kehamilan yang telah terjadi.

keefektivitasannya
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1 kehamilan pada 100 wanita pemakai /tahun pertama pemakaian ( 1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan manusia (lupa), maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan / 100 wanita pemakai / tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru.

keuntungannya

ü  Sangat efektif bila dipakai dengan benar
ü  Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
ü  Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga mengurangi rasa nyeri haid.
ü   Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
ü   Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
ü  Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
ü  Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
ü   Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
ü   Dapat dipakai sebagai “kontrasepsi emergensi” setelah hubungan suami istri yang “tidak terlindung”
ü   Dapat mencegah anemi akibat kekurangan zat besi
ü   Membantu mencegah terjadinya :

kekurangan

ü  mual (terutama tiga bulan pertama)
ü  perdarahan diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak) , terutama bila lupa menelan pil atau terlambat menelan pil
ü   sakit kepala ringan
ü   nyeri payudara
ü   sedikit meningkatkan berat badan
ü   tidak ada haid
ü   sukar untuk “tidak lupa”
ü   kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis
ü   tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu Ibu (ASI)
ü   Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama pada usia > 35 tahun
ü   
persyaratn yang pantas untuk wanita yang akan memakai KB
Secara UMUM, kebanyakan wanita dapat memakai Pil KB sebagai cara kontrasepsi secara aman dan efektif, meskipun mereka :

ü  belum mempunyai anak
ü   remaja
ü   gemuk atau kurus
ü  > 35 tahun , tidak merokok
ü   merokok tapi < 35 tahun
ü   segera setelah keguguran

dan pada wanita dibawah ini,juga diperbolehkan memakai KB

ü  haidnya banyak dan nyeri
ü   anemi kekurangan zat besi
ü   siklus haid tidak teratur
ü   tumor jinak payudara
ü   diabetes tanpa kelainan pembuluh darah
ü   Endometriosis
ü   penyakit radang panggul
ü   penyakit tiroid (kelemjar gondok)
ü   mioma utyeri
ü   TBC (kecuali dalam pengobatan dengan rifampicin)

waktu pemakaian KB dimulai pada,
Pil KB dapat dipakai setiap saat asal yakin tidak sedang hamil.

ü  Pada saat haid
 merupakan waktu terbaik untuk mulai menelan Pil KB
 dapat dimulai kapan saja dalam 7 hari pertama haid, paling baik hari pertama
 bila dimulai pada saat haid sudah berhenti, anjurkan pemakaian kondom atau spermisida selama 7 hari pertama menelan pil (pencegahan ganda).
ü   Pasca Salin
Bila ibu telah berhenti menyusui atau 6 bulan setelah melahirkan (mana yang lebih dulu)
Bila ibu tidak menyusui, 3 -6 minggu pasca salin Bila telah > 42 hari (6 minggu) pasca salin dan tidak menyusui, yakinkan dulu bahwa ia tidak hamil
ü   Setelah keguguran :
 mulai pada 7 hari pertama keguguran
 setiap saat asal yakin tidak hamil dan berKB ganda (kondom atau spermisida) selama 7 hari pertama.
ü   Segera setelah berhenti dari Cara KB lain.

Cara pemakaian KB
Pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam) Bila satu pil aktif lupa, telan segera setelah ingat, minum pil yang seharusnya offshore pharmacies pada saat biasa menelan pil

PIL KB Untuk Ibu menyusui
Hanya ada 1 macam pil KB yang dibuat untuk ibu menyusui yakni minipil (progesteron only) , tidak mengandung estrogen. Pil ini mempunyai efek KB seperti suntikan KB karena tidak mengendung estrogen, sehingga tidak mengganggu laktasi baik kualitas maupun kuantitas ASI (air susu ibu). Nama dagang yang tersedia di Indonesia : Excluton
B.KONTRASEPSI SUNTIKAN
Pengertian
Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak.
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman
Jenis-jenis kontrasepsi suntikan
1.Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2.Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston
Cara kerja kontrasepsi suntikan
Menghalangi ovulasi (masa subur)
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
Mengubah kecepatan transportasi sel telur
Keuntungan dan efek samping suntikan
Keuntungan :
Efektifitasnya tinggi
Cara pemberiannya sederhana
Cukup aman
Kesuburan dapat kembali
Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui
Efek samping :
Gangguan haid
Mual, sakit kepala, penambahan berat badan
Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
Cara pemberian kontrasepsi suntikan
1.Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
2.Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat
Daerah otot lengan atas
Kontra indikasi kontrasepsi suntikan
1.Absolut
Hamil
Riwayat kanker payudara
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
2.Relatif
Riwayat gangguan jiwa
Riwayat penyakit payudara
Riwayat sakit kepala
Wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan

 

C.IMPLANT

KONTRASEPSI UNTUK WANITA
(CONTRASEPTIVE FOR FEMALE)

Pengertian
·    Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disisipkan di bawahhttp://www.pkmi-online.com/images/jadena.JPG kulit lengan atas seorang wanita
·    Efektif  5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon
·    Nyaman
·    Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi
·    Pemasangan dan pencabutan oleh bidan/dokter terlatih
·    Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
·    Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenora
·    Aman dipakai pada masa laktasi
Cara kerja
·    Lendir serviks menjadi kental
·    Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
·    Mengurangi transportasi sperma
·    Menekan ovulasi
efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan)
Keuntungan kontrasepsi
·    Daya guna tinggi
·    Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
·    Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
·    Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
·    Bebas dari pengaruh estrogen
·    Tidak menggangu kegiatan senggama
·    Tidak menggangu ASI
·    Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
·    Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuha
Keuntungan nonkontrasepsi
·    Mengurangi nyeri haid
·    Mengurangi jumlah darah haid
·    Mengurangi/memperbaiki anemia
·    Melindungi terjadinya kanker endometrium
·    Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
·    Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
·    Menurunkan angka kejadian endometriosis
keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan seperti :
·    Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual
·    Pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
·    Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
·    Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
·    Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
·    Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi
·    Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)

Yang boleh menggunakan implan
·    Wanita dalam usia reproduksi
·    Telah atau belum memiliki anak
·    Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
·    Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
·    Pascapersalinan dan tidak menyusui
·    Pascakeguguran
·    Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
·    Riwayat kehamilan ektopik
·    Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
·    Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
·    Sering lupa menggunakan pil

Yang tidak boleh menggunakan implan
·    Hamil atau diduga hamil
·    Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
·    Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
·    Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
·    Miom uterus dan kanker payudara
·    Ganguan toleransi glukosa


Peringatan khusus bagi pengguna implan
·    Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan
·    Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
·    Terjadi perdarahan banyak dan lama
·    Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan)
·    Ekspulsi batang implan
·    Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berta, atau penglihatan menjadi kabur

C.SPERMISIDA

Pengertian
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.

Jenis spermisida terbagi menjadi:

1. Aerosol (busa).
2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
3. Krim.

Cara kerja

Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:
1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
2. Memperlambat motilitas sperma.
3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Pilihan

1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
4. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.

Manfaat

Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

Manfaat kontrasepsi
1. Efektif seketika (busa dan krim).
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Sebagai pendukung metode lain.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6. Mudah digunakan.
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.

Manfaat non kontrasepsi
Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan

1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.

Penanganan efek samping
Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.

Efek samping atau masalah penanganan
·         Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
·         Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
·         Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai dengan bentuknya:
1. Aerosol (busa)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkCfXOULkCqNdqFvPZtysBDgkEVoxgWc1e2zK9NfKg2fmzmxvdDxcihqN32sPyp2qhxxrBfmXWzZd29qTl83tHJkC1npLAIuWUcFZeM_DA-TERNoqrtpoLNRwNXx4mr4C_WJ95-cGZZltf/s320/spermicide-foam.JPG

Carapemakaian:
Sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk mengisi busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan untuk tidak menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke pendorong. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan. Aplikator sebaiknya digunakan untuk pribadi.
Spermisida aerosol (busa) dimasukkan dengan segera, tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan hubungan seksual.
2. Krim dan Jeli
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL9OHqUIkf3sKZkh9Cyp2Q1NTSUezYiuPXd8aXqF2adl5uJBAooSz9t_acZ_LQJJzOMFoZ7-_fKeKIa7e7TtKz7QDUph9DOWkTQgsS-wf6aPxyGMkzwEm3857vmWiZG7QEWNZZU5BVsch8/s320/spermicide-jell.JPG

Carapemakaian:
Krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vagina dengan aplikator dan atau mengoles di atas penis. Krim atau jeli biasanya digunakan dengan
diafragma atau kap serviks, atau dapat juga digunakan bersama kondom. Masukkan spermisida 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Isi aplikator dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks. Pegang aplikator dan dorong sampai krim atau jeli keluar. Kemudian tarik aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan.
Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli dengan inserter.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfCH9vabO2VTlJ8i4DtjvZ3IiE8ecg6NKXMBLbqLMFO4N8lIFm7wdF741w5GigQC5BjEcauJYwZi1ne0lBquGPbMalJeUMA5YRFsuxpnOZj3rPy8XJPSJ8OKYUpDI7upqjFOxoCPEy4gbv/s320/cara-memasukkan-spermiside-dengan-inserter.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUqSROZoyrNFfNjVGgZLKYIvZ4jr0AdBSdBuCohfnyAPnqXSJPP81clzI810fDfr4TU5QG3WI7WnS0eGbN6TxxQsf97R6JLAfth_xTNZm7IR85GzXUh0KbJ3z6f2APRv8Dk9mPzWqxlGVZ/s320/cara-memasukkan-spermiside-sup1.JPG
Kontrasepsi Vagina Film/Tissue
Carapemakaian:
Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang larut dalam serviks. Untuk menggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudian letakkan di ujung jari. Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film ke dalam vagina mendekati serviks. Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan bekerja efektif.
3. Suppositoria
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3WumDw-lgs3GfS8noY_nd8uifE_1V01x_Rt46BJ1oCPGIm6TKHS_UK8NENgBPCPsiK7GYuUlrb0qMzllRic0lOYcS7_z0NUe12XLwdAczcFRUm-aOwiHejCyd0L415WSHFAQIUZNYY4u8/s320/spermicide-tablet-suppositori1.JPG
Carapemakaian:
Suppositoria merupakan
spermisida berbentuk kapsul yang dapat larut dalam vagina. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membuka kemasan. Lepaskan tablet vagina atau suppositoria dari kemasan. Sambil berbaring, masukkan suppositoria jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Sediakan selalu tablet vagina atau suppositoria.Cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDXxLsLRs3SYj0hQ8V0q4J__T2CGMeCD2UP_dEd5zTrM8689RFFh-hOacf5BhwQpBra7UKMpn-UvNnMm_ryXcfjTfMdeZx3Bv466AvXFclPGfifJnifN-gGlVujcjPh7fYk0wuqe7SUWwi/s320/diafgragma1.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-IGQOXYBbWtANQ5EzIMVTBIyBUMAPNQPE8ZiiCbL0J9NHNx9aGYhqy6eg9YybaBOJbnoSYfeQL1It5rIjJeIyFS2A8N1Y774Bt13e20YufAfnTcmRoEbVvzCo6YzdTql3l4yq26rARZUM/s320/diafgragma2.JPGhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkCmhcNkAbtenoWQe3Aai4bPmbysdvALd4dAidENaQ2pmLXwNp1SnwDKUfnRzAFniusXNwphz6_hW4UnkUve-VaPA2eo5nmK7IJO2TR2Qw4S6X0TjQ6Zya-C1vqBudb6KygCZ2B5SdMFzM/s320/diafgragma3.JPG
Cara melepas nya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGDw6iNx3aL9xNnOCC3DmqnTK5swAQ9Z7wY5nOtZXdnpP2vJC84pjeEiSlN-Hrz36NJ6rL4fmJQPjxp9xyl-c64CwkqmDHeWwFaIP5uogELiCmNhzI570XjPnL9HMDjoOzAThHIJKvYbwH/s320/diafgragma5.JPGhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCy4w-Npox47mXhMKKw_BERokxQC827sCPCu4ksktnCXfFvFAGXCVvqFW5rMscX41YFmUZHBIOu3UyIjU8mWMAh-mTPFG-GZFOobubzT6PzPP5adazJES2aHrEjArAEX-Jojm5u9E8246d/s320/diafgragma4.JPG












BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Metode kontrasepsi secara kimiawi adalah: mencegah ovulasi (proses pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan:
v  pil KB
Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menelan pil setiap hari secara teratur. Pil KB kombinasi mengandung dua macam hormon yang sama dengan hormon yang ada pada setiap wanita yakni estrogen dan progestin
v   suntik
 Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
v   implan (susuk),
 Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disisipkan di bawah kulit lengan atas seorang wanita.Efektif  5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena,Indoplant, atau Implanon,Nyaman,Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.
v  atau preparat yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan (spermisida) pada busa vagina
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma.
v  krem
v   jel
v   dan supositoria vagina.







BAB.IV

A.KRITIK
Agar makalah dari kelompok ini berkenan untuk yang membacanya,dan apabila ada kesalahan baik dalam penulisan atau isinya saya mohon maaf,dan ditunggu atas kritikan yang membangunnya.

B.SARAN
Dan juga kami sebagai penulis dari makalah ini menunggu saran yang diberikan dari membaca,agar kami bisa menjadi lebih baik dari ini.sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
















DAFTAR PUSTAKA

Diakses dari dr.slavina.SPOG .blog.com.jam  minggu pukul 17.00 wib.padang.