Sabtu, 14 Mei 2011

Preeklampsia
Pre-Eklampsia dan Eklampsia
Definisi
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah
kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.
Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia,
yang juga dapat disertai koma. Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan
yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan
masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-
8% wanita hamil di Indonesia.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia
berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki
hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana
yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
pembagian di atas.
Penyebab
Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Penyakit ini dianggap sebagai "maladaptation
syndrome" akibat penyempitan pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta
(ari – ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa nutrisi ke janin.
Faktor Risiko :
Kehamilan pertama
Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia
Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan darah
tinggi)
Kehamilan kembar
Deteksi dini :
1. Menyaring semua kehamilan primigravida (kehamilan pertama), ibu menikah dan langsung
hamil, dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi terhadap pre-eklampsia dan eklampsia
2. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sejak awal triwulan satu kehamilan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui terdapatnya protein dalam air seni, fungsi organ hati,
ginjal, dan jantung, fungsi hematologi / pembekuan darah
1. Pre-eklampsia ringan
Tanda dan gejala :
1. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole 90 mmHg
sampai kurang dari 110 mmHg
2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan
Tatalaksana pre eklampsia ringan dapat secara :
1. Rawat jalan (ambulatoir)
2. Rawat inap (hospitalisasi)
Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir) :
1. Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan perawatan sesuai keinginannya
2. Makanan dan nutrisi seperti biasa, tidak perlu diet khusus
3. Vitamin
4. Tidak perlu pengurangan konsumsi garam
5. Tidak perlu pemberian antihipertensi
6. Kunjungan ke rumah sakit setiap minggu
Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi) :
1. Pre eklampsia ringan dirawat inap apabila mengalami hipertensi yang menetap selama lebih
dari 2 minggu, proteinuria yang menetap selama lebih dari 2 minggu, hasil tes laboratorium yang
abnormal, adanya gejala atau tanda 1 atau lebih pre eklampsia berat
2. Pemeriksaan dan monitoring teratur pada ibu : tekanan darah, penimbangan berat badan, dan
pengamatan gejala pre-eklampsia berat dan eklampsia seperti nyeri kepala hebat di depan atau
belakang kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian kanan atas, nyeri ulu hati
3. Pemeriksaan kesejahteraan janin berupa evaluasi pertumbuhan dan perkembangan janin di
dalam rahim
Tatalaksana
1. Pada dasarnya sama dengan terapi rawat jalan
2. Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda-tanda dari pre-eklampsia dan umur kehamilan 37
minggu atau kurang, ibu masih perlu diobservasi selama 2-3 hari lalu boleh dipulangkan
2. Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan darah
tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam)
6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L)
7. Nyeri ulu hati
8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat
9. Perdarahan di retina (bagian mata)
10. Edema (penimbunan cairan) pada paru
11. Koma
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia berat selama perawatan,
maka perawatan dibagi menjadi :
1. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri dan ditambah pemberian obat-obatan
2. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pemberian obat-obatan
Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya ancaman terjadinya
impending eklampsia, kegagalan terapi dengan obat-obatan, adanya tanda kegagalan pertumbuhan
janin di dalam rahim, adanya "HELLP syndrome" (Haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low
Platelet).
Perawatan konservatif dilakukan apabila kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada pasien pre eklampsia berat
yaitu :
1. Segera masuk rumah sakit
2. Tirah baring
3. Infus
4. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
5. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
6. Anti hipertensi, diuretikum diberikan sesuai dengan gejala yang dialami
7. Penderita dipulangkan apabila penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda pre-eklampsia
ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu)
C. Eklampsia
Definisi
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya
sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.
Gejala dan Tanda
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan
tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan
pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
2. Gangguan penglihatan a pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur, dan
terkadang bisa terjadi kebutaan sementara
3. Iritabel a ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan
lainnya
4. Nyeri perut a nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
5. Tanda-tanda umum pre eklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria)
6. Kejang-kejang dan / atau koma
Tatalaksana
Tujuan pengobatan :
1. Untuk menghentikan dan mencegah kejang
2. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi
3. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
4. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin
Pengobatan Konservatif
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat
diberikan obat anti kejang (MgSO4).
Pengobatan Obstetrik
1. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan atau tanpa memandang
umur kehamilan dan keadaan janin
2. Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) kondisi
dan metabolisme ibu
Setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tanda-tanda terjadinya eklampsia. 25%
kasus eklampsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 – 4 hari pertama setelah persalinan.
Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 – 8 minggu. Jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya
tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklampsia.
Pencegahan
Usaha pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah
garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen
tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium
diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Sayangnya upaya itu belum
mewujudkan hasil yang menggembirakan. Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan
seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai
mineral lainnya. Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada kasus
risiko tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar